Arsip Kategori: Sosial

Benarkah Indonesia Negeri Kaya Minyak?

Jakarta – Hingga saat ini banyak orang mengira Indonesia adalah negeri kaya minyak, salah satu buktinya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih mampu dijual Rp 4.500 per liter padahal harga keekonomiannya sudah mencapai Rp 9.000 per liter lebih. Tapi benarkah Indonesia negara kaya minyak?

Menurut Guru Besar Perminyakan Institut Teknologi Bandung(ITB) Rudi Rubiandini, jika melihat cadangan minyak Indonesia saat ini, Indonesia hanya memiliki cadangan sebesar 4,2 miliar barel. Banyakkah itu? Jawabnya tidak.

“Cadangan minyak Indonesia saat ini hanya 4,2 miliar barel, kalau berdasarkan peringkat, Indonesia yang pernah menjadi anggota OPEC atau negara produsen minyak hanya menduduki peringkat 27,” kata Rudi di Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Jika dibandingkan dengan Arab Saudi, Venezuela, Iran, Iraq dan lainnya tentu sangat jauh sekali, pasalnya negara-negara tersebut memiliki cadangan minyak ratusan miliar.

“Kalau orang membandingkan kenapa di Venezuela, Arab Saudi bisa jual BBM ke rakyatnya murah sekali sedangkan di Indonesia tidak, ya karena pembandingnya kurang tepat, Arab Saudi punya cadangan minyak 264,6 miliar barel, Venezuela 211,2 miliar barel, Iran 137 miliar barel, nah Indonesia cuma punya 4,2 miliar,” ungkap Rudi.

Bahkan kata Rudi, jika mengacu data BP Review 2010 cadangan minyak Indonesia masih kalah dengan yang dimiliki India, China dan Malaysia serta Vietnam.

“Cadangan minyak Vietnam saja ada 4,5 miliar barel, Malaysia punya 5,5 miliar barel, India punya 5,8 miliar barel dan China punya 14,8 miliar barel,” ucap Rudi.

Jika dihitung-hitung dengan produksi minyak Indonesia saat ini perharinya 900.000 barel, itu kata Rudi hanya cukup sampai 12 tahun saja.

“4,2 miliar itu kalau dihitung-hitung dengan produksi minyak kita 890.000-900.000 barel per hari, itu hanya cukup 12 tahun saja,” katanya.

Lantas apakah 12 tahum lagi minyak Indonesia habis? “Belum tentu, ini tergantung kita mencari cadangan minyak baru, namum untuk mencarinya tidak mudah, perlu dana sangat besar dan resiko besar, untuk sekali ngebor minyak dibutuhkan dana setidaknya US$ 100 juta, jika tidak dapat minyak? Kontraktor bisa pulang pakai celana kolor saja. Apalagi perbandinanya di Indonesia 1 : 8 artinya saat ini delapan kali ngebor bisa baru dapat satu,” ungkap Rudi.

Ini lain halnya kalau kita ngebor di Arab Saudi atau Venezuela, sekali ngebor minyak langsung dapat. “Kita di Indonesia ngebor juga sudah di sesmik segala, datanya ada, tapi gagalnya jauh lebih banyak,” ujarnya.

Jadi benarkah Indonesia kaya minyak? Kalau sudah tahu jawabannya tidak, kata Rudi, sudah saatnya Indonesia berhura-hura menghabiskan BBM.

“Setop berhura-hura dengan menghabiskan BBM, apalagi dengan harganya yang murah seperti saat ini, pikirkam generasi penerus Indonesia selanjutnya, mau kita warisi apa anak-cucu kita nantinya kalau kita tidak berpikir hemat, mencari alternatif bahan bakar lain yang sebenarnya banyak di Indonesia, kita punya gas, punya panas bumi, air, udara, matahari dan banyak sekali energi alternatif lainnya, hanya saja kita belum mau, kenapa belum mau? Karena kita masih dinina-bobokan dengam harga BBM yang murah, selama BBM masi murah, beralih ke energi lain hanya mimpi saja,” tandas Rudi.

Sumber : disini

Pembangunan Tol Bekasi-Tanjung Priok Telan Anggaran Rp 6 Triliun

Jakarta – Tiga BUMN yaitu PT Jasa Marga, PT Pelindo II, dan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) bekerja sama membangun jalan khusus truk dari kawasan Bekasi menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
 
“Pembangunan jalur khusus truk akan dimulai pada semester I 2013, dengan investasi sekitar Rp6 triliun,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Jakarta, beberapa waktu lalu. 
 
Menurut Dahlan, saat ini masalah kemacetan jalan tol khususnya yang melintasi kawasan Bekasi-Tanjung Priok menjadi faktor utama untuk mempercepat pembangunan jalur khusus truk tersebut.
 
Arus lalu lintas jalan tol di wilayah ini menghubungkan tiga kawasan industri yaitu industri Cikarang, Jababeka dan KBN.
 
Menurut Dahlan, pembangunan jalan khusus truk tersebut merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan di wilayah Jakarta, terutama arus barang menuju Tanjung Priok.
 
Berdasarkan studi kelayakan, proyek ini menguntungkan semua pihak, di satu sisi mendorong program peningkatan kualitas layanan pelabuhan, mengurangi kemacetan jalan raya, sekaligus juga menguntungkan dunia usaha.
 
“Selama ini pengusaha mengeluh hanya melakukan pengiriman barang sekali dalam sehari, namun dengan adanya jalur khusus truk maka minimal bisa menjadi tiga atau bahkan hingga lima kali pengiriman dalam sehari,” ujar Dahlan.
 
Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, mengatakan panjang jalur khusus truk tersebut belum bisa ditentukan karena harus melaui serangkaian pembebasan lahan.
 
“Kita juga belum bisa menyebutkan titik awal dari jalur khusus tersebut, karena dikhawatirkan akan memicu spekulan tanah di sepanjang jalur Bekasi-Tanjung Priok,” ucap Adityawarman.
 
Sedangkan soal pembiayaan investasi yang menelan dana sekitar Rp6 triliun tersebut, Adityawarman menjelaskan bahwa sebesar 70 persen diperoleh dari pinjaman perbankan.
 
“Selebihnya, atau 30 persen dari ekuiti masing-masing perusahaan,” papar Adityawarman. (ANT)
Sumber: http://www.bekasiraya.com

Donor Darah Bukti Eksistensi Sebagai Makhluk Sosial

BEKASI, Karyawan dan Karyawati di lingkungan PT. Yasunli Abadi Utama Plastic di sela-sela kesibukannya bekerja untuk mencari nafkah ternyata juga memiliki semangat kepedulian sosial yang tinggi. Ini terbukti dengan keikutsertaan mereka sebagai pendonor dalam Kegiatan Donor Darah di Lobby PT. Yasunli Abadi Utama Plastic, Rabu (24/10). Kegiatan ini diselenggarakan Oleh Divisi General Affair bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai wujud kepedulian sosial.

Karyawan dan karyawati melakukan tes golongan darah

Selain Karyawan Motor pun Ikut Donor 😀

 

Erik Yuliadi